
Dalam hubungan Indonesia dan Australia versi Marvel, kedua negara adalah pahlawan super yang berjuang melawan intoleransi, proteksionisme, dan perubahan iklim.
Itulah visi Presiden Indonesia Joko Widodo, yang berpidato di hadapan parlemen federal pada hari Senin saat melakukan kunjungan untuk menandatangani perjanjian perdagangan bersejarah dengan Australia.
“Kerja sama kemitraan Indonesia-Australia di tengah meningkatnya ketidakpastian global dapat diilustrasikan melalui film ‘Avengers: Endgame’,” ujarnya di hadapan hadirin.
Tonton berita terkini di Channel 7 atau streaming gratis 7 ditambah >>
“Ketika kekuatan kebaikan bersatu, Avengers berkumpul dan musuh bersama bisa dikalahkan.
“Jika Indonesia dan Australia terus bekerja sama dan bekerja sama, maka intoleransi dan proteksionisme serta ketakutan akan kemiskinan dan ancaman perubahan iklim dapat diatasi.”
Presiden Joko Widodo berpidato di depan pertemuan para anggota dan senator di parlemen, suatu kehormatan yang juga diberikan kepada pendahulunya Susilo Bambang Yudhoyono pada tahun 2010.
Presiden tersebut mendapat tawa karena menghilangkan bahasa sehari-hari favorit Australia di awal pidatonya: “G’day mate”.
Presiden Joko Widodo juga menggunakan pidatonya untuk menyerukan hubungan yang lebih erat antara pemuda Indonesia dan Australia, yang ia puji sebagai “pemimpin masa depan”.
Pemimpin Partai Buruh Anthony Albanese menghadiahkan kepada Widodo mangkuk mosaik berwarna-warni dari Mogo di pantai selatan NSW.
Albanese mengatakan bahwa hadiah tersebut untuk mengingatkan Bapak Widodo akan dukungan negaranya terhadap masyarakat yang mengalami kesulitan setelah kebakaran hutan, dengan bantuan dari militer, insinyur, dan personel medis Indonesia dalam upaya bantuan.
Kesepakatan perdagangan tersebut, yang disetujui oleh DPR Indonesia pekan lalu, bertujuan untuk memperkuat hubungan bernilai miliaran dolar.
Australia akan membuka kampus universitas asing pertama di Indonesia dan mempertimbangkan untuk mengurangi peringatan perjalanannya.
Namun Perdana Menteri Scott Morrison mengatakan tantangan seputar terorisme, pejuang asing, dan pengaruh masih menjadi tantangan utama.
Morrison mengumumkan Monash University akan mendirikan kampus luar negeri pertama di Indonesia – sebuah langkah yang dia gambarkan sebagai “contoh yang sangat baik tentang bagaimana ini merupakan jalan dua arah”.
Kesepakatan tersebut terwujud setelah pemerintah Indonesia menyelesaikan peraturan yang memperbolehkan perguruan tinggi asing sebagai bagian dari upaya meningkatkan kinerja pendidikan tinggi negara.
Morrison juga merinci rencana untuk membuat perjalanan antar negara menjadi lebih mudah.
Tingkat peringatan perjalanan Australia untuk Indonesia berada pada tingkat dua: “berhati-hatilah”.
Indonesia adalah salah satu negara dengan pertumbuhan ekonomi tercepat di dunia.
Menteri Perdagangan Simon Birmingham mengatakan kesepakatan itu akan menjadi dorongan besar bagi petani Australia melalui tarif yang lebih rendah dan peningkatan akses.
Barang-barang Indonesia tidak akan dikenakan tarif sama sekali ketika memasuki Australia, sementara tarif terhadap 94 persen barang-barang Australia yang diimpor ke Indonesia akan dihapuskan secara bertahap.
Indonesia dan Australia telah menikmati perdagangan bilateral senilai $17,8 miliar.