
Australia sedang mencari solusi terhadap krisis yang mencengkeram Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), yang telah menimbulkan kekhawatiran bahwa tindakan terhadap subsidi gula dan ekspor anggur dapat dikompromikan.
Krisis ini dipicu oleh keluhan pemerintah AS bahwa hakim banding badan perdagangan dunia tersebut melampaui mandat mereka dengan menetapkan preseden hukum dan mengabaikan batasan waktu dalam memberikan keputusan.
Pertemuan yang dijadwalkan antara 164 anggota WTO yang dimulai pada hari Senin dalam upaya untuk mengatasi krisis ini terhenti pada hari Selasa.
Tonton berita terkini di Channel 7 atau streaming gratis 7 ditambah >>
Panel banding WTO yang beranggotakan tiga orang tidak akan berfungsi lagi karena masa jabatan dua anggotanya telah berakhir pada hari Selasa setelah AS memblokir penunjukan hakim baru.
Perselisihan ini meningkat ketika Amerika Serikat melancarkan perselisihan dagang dengan Tiongkok dan Uni Eropa.
Panel perselisihan WTO mengenai anggur dan gula diperkirakan akan terus berlanjut dan Australia sedang berupaya untuk meninjau perselisihan tersebut di tahap panel jika salah satu pihak memutuskan untuk mengajukan banding.
Perselisihan lebih lanjut mengenai kemasan tembakau biasa sedang dalam tahap banding namun diperkirakan tidak akan terpengaruh karena peninjauan tersebut hampir selesai.
Dan sebuah laporan mengenai tantangan Indonesia terhadap bea anti-dumping Australia atas kertas fotokopi A4 dari dua eksportir Indonesia telah diserahkan minggu lalu dan kedua negara bersama-sama sepakat untuk mengadopsi laporan panel tersebut.
Menteri Perdagangan Simon Birmingham mengatakan kepada AAP bahwa pihaknya kecewa karena badan banding tersebut tidak dapat berfungsi.
“Terkikisnya fungsi penyelesaian sengketa WTO melemahkan efektivitas peraturan perdagangan yang menjadi sandaran kita dan banyak negara lain,” katanya.
“Hal ini membawa kita lebih dekat pada sistem ‘kekuatan itu benar’ tanpa adanya aturan yang dapat ditegakkan dan disepakati, yang akan merugikan negara-negara kecil di seluruh dunia.
“Kami tetap berkomitmen untuk bekerja sama dengan anggota WTO lainnya untuk memajukan reformasi dan menemukan jalan ke depan agar Badan Banding dapat berfungsi dengan baik.”
Juru bicara perdagangan tenaga kerja Madeline King mengatakan Panel Banding WTO “secara efektif sudah tidak ada lagi”.
“Ini adalah berita buruk bagi Australia, yang masih menghadapi dua perselisihan di WTO: klaim terhadap India atas subsidi gula dan klaim lainnya terhadap Kanada sehubungan dengan ekspor anggur kami,” katanya.
“Presiden AS melumpuhkan sistem penyelesaian perselisihan WTO pada saat yang sama ia melanjutkan perang dagangnya dengan Tiongkok.
“Australia kini sangat perlu bekerja sama dengan negara-negara lain untuk membangun konsensus mengenai cara menyelesaikan krisis ini.”