
Bongkahan gas yang bercahaya redup telah memberi para astronom pandangan langka tentang salah satu fitur alam semesta yang terbesar namun paling sulit dipahami – filamen intergalaksi dari jaringan kosmik.
Filamen tersebut, yang tereksitasi oleh cahaya intens dari galaksi pembentuk bintang di sekitarnya, ditemukan menggunakan radiasi karakteristik yang dihasilkannya.
Dalam sebuah studi baru, para ilmuwan melaporkan deteksi filamen gas antargalaksi yang membentang di antara galaksi-galaksi muda dalam gugus yang baru terbentuk dan memicu pertumbuhannya.
Tonton berita terkini di Channel 7 atau streaming gratis 7 ditambah >>
Analisis dilakukan pada SSA22, sebuah proto-cluster galaksi besar yang terletak sekitar 12 miliar tahun cahaya jauhnya di konstelasi Aquarius.
Simulasi kosmologis memperkirakan bahwa lebih dari 60 persen hidrogen yang tercipta selama Big Bang didistribusikan dalam bentuk filamen panjang, melintasi medium antargalaksi dan membentuk apa yang disebut jaringan kosmik.
Saat mereka berpotongan, galaksi terbentuk dan diberi aliran gas pendingin.
Penulis utama Dr Hideki Umehata, dari RIKEN Cluster for Pioneering Research dan Universitas Tokyo, mengatakan: “Kehadiran radiasi yang begitu kuat menunjukkan bahwa gas yang jatuh di sepanjang filamen di bawah gravitasi mendorong pembentukan banyak galaksi ledakan bintang. lubang hitam supermasif, yang pada akhirnya membentuk struktur alam semesta seperti yang kita lihat sekarang.
“Pengamatan sebelumnya menunjukkan emisi serupa dari gumpalan gas yang melampaui galaksi, tapi sekarang kita dapat dengan jelas menunjukkan bahwa filamen ini meluas hingga jarak yang jauh lebih jauh, bahkan melampaui batas medan yang kita lihat.
“Hal ini menambah kepercayaan terhadap gagasan bahwa filamen-filamen ini sebenarnya mendorong aktivitas intens yang kita lihat di galaksi-galaksi dalam struktur besar yang berkumpul di awal alam semesta.”
Dengan menggunakan Multi Unit Spectroscopic Explorer pada Very Large Telescope milik European Southern Observatory, Dr Umehata dan rekannya mendeteksi dan memetakan cahaya yang dipancarkan oleh hidrogen yang disinari oleh galaksi-galaksi dalam protocluster yang jauh.
Hasilnya menunjukkan bahwa gas tersebut tersusun dalam filamen panjang, yang menyediakan bahan bakar untuk pembentukan bintang secara intensif dan pertumbuhan lubang hitam supermasif.
Hal ini sesuai dengan prediksi model pembentukan galaksi.
Menurut penelitian yang dipublikasikan di jurnal Science, filamen yang terdeteksi mengandung reservoir gas yang signifikan, yang akan membantu mendorong kelanjutan pertumbuhan galaksi di wilayah ini.
Simulasi komputer, seperti yang dilakukan oleh Institute for Computational Cosmology (ICC) Durham, menunjukkan bahwa jaringan kosmik membentuk perancah kosmos, memberikan kerangka bagi galaksi dan gugus untuk terbentuk dan berevolusi.