
Menteri yang bertanggung jawab untuk menandatangani perjanjian perdagangan internasional ini berupaya meredakan kekhawatiran mengenai potensi masuknya tenaga kerja Indonesia.
Parlemen akan segera diminta untuk meratifikasi perjanjian perdagangan bebas Indonesia.
Serikat pekerja khawatir kesepakatan itu akan membuka pintu bagi 5.000 pekerja sementara.
Tonton berita terkini di Channel 7 atau streaming gratis 7 ditambah >>
Menteri Perdagangan Simon Birmingham menegaskan kesepakatan itu tidak akan mengorbankan lapangan kerja di Australia.
“Tidak ada pengecualian untuk tes pasar tenaga kerja,” kata Senator Birmingham kepada radio ABC pada hari Rabu.
“5.000 pemegang kategori visa yang sedang dibicarakan adalah wisatawan yang bekerja dan berlibur, sama seperti yang diterima Australia dari Inggris atau Eropa atau belahan dunia lain untuk jangka waktu yang sangat lama.”
Anthony Albanese berada di bawah tekanan dari pimpinan serikat pekerja untuk tidak mendukung proposal tersebut.
Namun Mr Albanese baru-baru ini menggunakan perjalanan luar negeri pertamanya sebagai pemimpin Partai Buruh untuk membahas hubungan perdagangan di Indonesia.
Pihak oposisi belum menyatakan ke arah mana mereka akan memilih perjanjian tersebut.
“Mengingat ketegangan perdagangan global, sangat penting bagi Australia untuk mendiversifikasi kemitraan ekonomi dan hubungan dagangnya yang komprehensif,” kata juru bicara perdagangan Partai Buruh, Madeleine King, kepada AAP.
“Partai Buruh akan terus melakukan pembicaraan dengan para pemangku kepentingan, baik di dalam maupun di luar gerakan buruh, untuk memastikan kita mencapai posisi konsensus mengenai kesepakatan ini.”
Pemimpin One Nation Pauline Hanson, Rex Patrick dari Partai Aliansi Tengah dan Partai Hijau menentang berbagai aspek kesepakatan tersebut, yang berarti koalisi tersebut kemungkinan besar memerlukan dukungan Partai Buruh.
Senator Birmingham mengatakan dia ingin mendorong rancangan undang-undang tersebut ke Parlemen pada akhir tahun ini.
Tony Mahar, ketua eksekutif Federasi Petani Nasional, memperingatkan agar kepentingan petani tidak dikompromikan oleh politik partisan jangka pendek.
“Hal ini menjadi lebih relevan karena kekeringan terus melanda wilayah pedesaan dan regional Australia,” kata Mahar kepada The Australian.
“Hal terakhir yang kita butuhkan adalah politik mengenai kesepakatan perdagangan yang memberikan harapan kepada petani akan pasar baru yang besar dan peluang ekspor yang lebih besar.”
Perjanjian tersebut akan menaikkan batas visa 12 bulan dari saat ini 1.000 per tahun menjadi 4.100 pada tahun pertama dan kemudian menjadi 5.000 per tahun pada tahun keenam.
“Kami sangat prihatin bahwa pemerintahan Morrison telah membuat kesepakatan cerdik lainnya yang membuka pintu bagi lebih banyak pekerja sementara untuk dieksploitasi padahal kita harus memprioritaskan perekrutan dan pelatihan pekerja lokal,” kata presiden ACTU Michele O Neil.