
Aktivis remaja Greta Thunberg mengatakan penanaman pohon tidak cukup untuk mengatasi perubahan iklim pada hari Selasa, sebuah teguran nyata terhadap janji di Davos oleh Presiden AS Donald Trump.
Perdebatan mereka yang sedang berlangsung mengenai perubahan iklim tampaknya merupakan upaya keduanya untuk membingkai argumen tersebut, dengan Thunberg menyerukan penghentian segera investasi bahan bakar fosil kurang dari satu jam setelah menyaksikan Trump menyampaikan pidato utamanya di resor ski Swiss.
Tonton video di atas
Tonton berita terkini di Channel 7 atau streaming gratis 7 ditambah >>
“Rumah kami masih terbakar,” kata Thunberg, mengulangi komentarnya pada pertemuan tahunan Forum Ekonomi Dunia setahun lalu.
“Kelambanan Anda justru semakin mengobarkan api,” tambah aktivis remaja tersebut, saat bertengkar dengan presiden berusia 73 tahun itu.
Trump mengumumkan bahwa AS akan bergabung dengan inisiatif yang sudah ada untuk menanam satu triliun pohon, namun juga berbicara panjang lebar tentang pentingnya perekonomian karena para aktivis minyak dan gas serta perubahan iklim bersikap “pesimis” dan “pewaris orang-orang bodoh di masa lalu yang disebut peramal”.
Thunberg menanggapinya dengan mengacu pada “kata-kata dan janji kosong” yang diucapkan para pemimpin dunia.
“Katakan pada anak-anak untuk tidak khawatir… Jangan terlalu pesimis lalu, diam saja.”
Thunberg sebelumnya meminta para pemimpin dunia untuk mendengarkan para aktivis muda, yang mengikutinya ke Davos tahun ini.
“Saya bukan orang yang bisa mengeluh karena tidak didengarkan,” ujarnya yang mengundang gelak tawa hadirin di hari pertama pertemuan tahunan WEF.
“Ilmu pengetahuan dan suara generasi muda bukanlah pusat pembicaraan, namun seharusnya menjadi hal yang utama.”
Lebih lanjut di 7NEWS.com.au
Beberapa aktivis muda melakukan perjalanan ke resor ski Davos di Swiss tahun ini dan mengikuti jejak Thunberg.
Di antara “pahlawan iklim” yang dirayakan oleh WEF adalah ilmuwan remaja Irlandia Fionn Ferreira, yang menciptakan solusi untuk mencegah mikroplastik mencapai lautan.
Mereka juga termasuk aktivis iklim Afrika Selatan Ayakha Melithafa (17) dan Autumn Peltier asal Kanada, yang telah mengadvokasi konservasi air sejak ia berusia delapan tahun.