
Setelah 16 tahun mencoba, tim Belgia Agoria akhirnya memenangkan World Solar Challenge pertama mereka dari Darwin ke Adelaide setelah pemimpin lomba terbakar.
Kemenangan bagi mobil tim Blue Point pada hari Kamis terjadi pada hari yang dramatis ketika mobil pemimpin klasemen dan juara bertahan Vattenfall, NunaX, berakhir menjadi abu setelah terbakar sekitar 260 kilometer dari garis finis.
Pengemudinya lolos tanpa cedera, namun tidak ada yang bisa dilakukan anggota tim lainnya selain menyaksikan mimpi mereka menjadi sia-sia.
Tonton berita terkini di Channel 7 atau streaming gratis 7 ditambah >>
“Kami mulai balapan dan tiba-tiba ada asap di dalam mobil,” kata juru bicara tim Emie Clein Holkenborg.
“Kami tahu itu tidak bagus sama sekali, jadi kami memarkir mobil secepat mungkin dan pengemudi keluar secepat mungkin.
“Kami belum tahu kenapa bisa terjadi, pasti ada sesuatu di dalam mobil, tapi kami belum tahu persis apa penyebab kebakaran tersebut.
“Mobilnya bahkan sudah tidak ada lagi sehingga sangat menyulitkan tim.”
Willem Jan Claes, juru bicara Agoria, mengatakan tim merasa kasihan pada rival mereka yang berasal dari Belanda, namun senang karena pengemudinya lolos tanpa cedera.
Ia mengatakan perjalanan sejauh 3.000 kilometer melintasi Australia jauh lebih sulit dari yang pernah ia bayangkan.
“Ini gila. Saya bersiap menghadapi tantangan besar, tapi ternyata lebih dari itu,” katanya.
“Ini kedelapan kalinya tim kami bertanding dan pertama kalinya kami berhasil meraih kemenangan.
“Jadi inilah yang telah kami kerjakan selama 16 tahun.”
Hanya beberapa menit setelah Agoria melewati batas, tim Jepang dari Universitas Tokai menempati posisi kedua di Tokai Challenger sementara tempat ketiga diraih oleh Universitas Michigan di Electrum.
Agoria menempuh jarak 3.020 kilometer dari Darwin dalam waktu 34 jam, 52 menit dan 42 detik dengan kecepatan rata-rata 86,6 km/jam.
Waktu Tokai 12 menit lebih lambat pada 86,1 km/jam sementara Michigan rata-rata 84,4 km/jam setelah finis sekitar tiga jam di belakang pemenang.
Drama hari terakhir untuk Vattenfall juga terjadi setelah tim Belanda lainnya, Solar Team Twente, tersingkir dari perlombaan saat memimpin pada hari Rabu karena lapangan diterpa angin kencang di utara Australia Selatan.
Penyelenggara mengatakan hembusan angin yang belum pernah terjadi sebelumnya membalikkan mobil RED E milik tim di utara Coober Pedy.
Pengemudinya tidak terluka tetapi dibawa ke rumah sakit untuk observasi sebelum dipulangkan.
Direktur lomba, Chris Selwood, mengatakan bahwa sudah menjadi sifat tantangannya bahwa tim akan mendorong batas-batas teknologi.
“Ini adalah ajang ketahanan dan ada banyak hal yang masuk dan di luar kendali Anda,” katanya.